"Om, telolet om…om…om….telolet dong om!" teriak anak-anak di tepi jalan raya di kawasan Salatiga suatu sore. Teriakan mereka selalu diulang setiap kali lewat sebuah bus malam.
Tak jarang, sambil berteriak-teriak mereka lengah dengan keselamatan diri. Puluhan anak-anak yang minta "di-telolet-in" itu tanpa sadar melangkah agak ke tengah jalan raya. Tentu saja, sopir-sopir itu kemudian membunyikan klaksonnya.
"Telolet…telolet…"
Anak-anak yang sudah siap dengan ponsel berkamera, bahkan tak jarang mereka membawa ponsel berharga mahal itu sigap merekam laju bus dan bunyi klaksonnya.
Untuk apa?
Ternyata rekaman itu diunggah ke akun media sosial yang belakangan menjadi viral.
Mengapa bocah-bocah itu gemar mendapat telolet dari sopir bus?
Brahma, bocah Gayamsari Semarang mengaku aksinya merekam klakson bus tersebut bisa mendatangkan kegembiraan dan juga kebanggaan jika suara telolet yang dibunyikan berbeda dengan yang dimiliki teman-temannya.
Ia mengaku berburu rekaman telolet selalu mengajak teman-temannya di kampung. Mereka berburu dengan menunggu di tepi jalan tol.
"Dulu awalnya pernah pake poster dan spanduk, trus sopir membunyikan teloletnya. Sekarang nggak. Tapi, beberapa bus masih membunyikan teloletnya kalau lewat sini," kata Brahma, di teras rumahnya, kawasan Kampung Tandang.
Brahma dan temannya berburu telolet relatif lebih aman, meskipun tetap berbahaya. Rumah mereka yang berada di atas jalan tol sangat mendukung aktivitas perburuan.
Bahagiakah mereka? "Nggak tahu. Bahagia itu apa. Tapi kami bergembira," kata Naufal, bocah asal Bawen Kabupaten Semarang.
Semoga informasi ini juga membuat anda bahagia , wkwk
like and share thanks